Tukang Ketoprak gratiskan dagangannya



Kondisi gerimis itu tak menyurutkan langkah para mujahid. Mereka tetap duduk tenang di sajadahnya. Tak ada tanda-tanda mau meninggalkan tempat. Mereka tetap khusyuk mendengarkan khotbah Habib Rizieq Syihab. Terlihat beberapa jamaah menggunakan payung ataupun jas hujan. Tetapi mayoritas mereka tak mengenakan payung ataupun jas hujan.
Guyuran rintik hujan itu seakan ikut membasahi jiwa mereka yang merindukan kebenaran. Seakan ingin meluruhkan seluruh kesombongan diri. Guyuran kesegaran yang membasahi jiwa-jiwa mujahid sejati.

Seller Sari Roti gratiska dagangannya
Di antara para jamaah itu terlihat seorang penjual minuman instan hangat. Aroma kopi dan teh yang nikmat begitu menggoda. Aroma yang paling dirindukan di tengah rintik hujan. Beberapa jamaah pun terlihat ingin mencari sedikit kehangatan dengan segelas kopi. Tapi ternyata penjual tersebut menggratiskan seluruh dagangannya! Masya Allah….

Begitu banyak kisah indah yang terjalin dalam aksi 212. Kisah keikhlasan yang begitu menyentuh jiwa. Tentang seorang penjual bakso yang menggratiskan dagangannya, tentang penjual roti yang menyedekahkan dagangannya, atau tentang penjual minuman hangat yang menggratiskan dagangannya.

Mereka semua melakukan itu dengan penuh keikhlasan, tak mengharap imbalan dati siapapun juga. Mereka hanya ingin berkhidmat bagi ummat. Ingin memuliakan para pejuang agama.

Sungguh ukhuwah itu begitu indah. Enggan rasanya melepaskan hari2 yang penuh dengan ukhuwah ini.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.